Senin, 01 Oktober 2012

To Make The Love


Udara dingin di tepi pantai perlahan menyergap tubuh Venny. Debur ombak terdengar jelas di depan sana. Bintang-bintang gemerlapan di atas langit yang gelap. Bulan sabit malu-malu mengintip dari balik awan. Venny merapatkan cardigansnya, meski dingin dia masih betah berdiri di teras bungalownya.

Sebuah pelukan hangat dari arah belakang menyadarkan Venny dari lamunannya. Dia belum sempat bereaksi ketika sebuah ciuman mendarat di pipinya. Ciuman hangat yang membuatnya geli. Venny menutup mata, meresapi ciuman hangat itu. Danilah pelakunya. Lelaki tampan bertubuh tegap yang baru saja resmi menjadi suaminya.


Dani dan Venny sedang berbulan madu, tepat 3 hari setelah semua ritual dan resepsi pernikahan mereka selesai digelar. Mereka sekarang berada di sebuah titik di pulau Lombok. Menikmati tepian pantai yang begitu indah di siang hari dan menghanyutkan di malam hari.

“ Lagi ngapain sayang?” bisik lembut Dani. Tangannya masih merengkuh tubuh Venny dari belakang.
“ Gak ngapa-ngapain. Cuma menikmati malam” Venny menyandarkan kepalanya di dada suaminya. Tubuh Venny memang tak sebanding dengan tubuh tinggi Dani. Kepalanya hanya sampai dadanya. “Indah ya?” Lanjut Venny, masih dengan kepala yang bersandar di dada Dani. Tangannya ikut bertumpu di atas tangan Dani yang memeluknya.

“Sempurna. Pantai yang begitu indah, malam yang syahdu dan ada kamu di pelukanku”, Bisik Dani. Sebuah ciuman hangat kembali didaratkannya di pipi Venny.

Dani tidak berhenti di sana, perlahan dia turun ke dagu Venny dan terus turun hingga ke leher dan pangkal kuping. Venny menutup mata, kepalanya makin condong ke belakang memberi ruang kepada Dani untuk terus menikmati lehernya. Seluruh tubuh Venny serasa berdesir, aliran darahnya makin kencang dengan degup jantungnya mendadak makin cepat. Tak sadar dia mendesah halus.

Dani terus mendaratkan ciuman hangatnya di leher Venny, kadang diselingin dengan isapan lembut. Venny makin tidak tahan. Dilepaskannya pelukan Dani dan dia memutar tubuhnya menghadap ke pria itu. Mereka berhadapan, dengan cepat Venny merapatkan tubuhnya ke tubuh Dani dan melingkarkan tangannya ke leher Dani. Secepat kilat mereka sudah saling berpagutan, bertukar ciuman hangat. Udara dingin masih menggigit, tapi ciuman-ciuman mampu membuat tubuh  mereka membara.

Dani dan Venny tak peduli dan seakan lupa kalau mereka ada di teras bungalow. Bisa saja ada yang melintas dan melihat asmara mereka yang semakin memanas.
“ Kita ke dalam yuk, honey” Dani menghentikan ciumannya. Wajahnya kelihatan memerah. Venny hanya mengangguk, wajahnya juga tak kalah merahnya. Tanda nafsu sudah menguasai.

Dengan bergandengan tangan Dani dan Venny masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan mematikan lampu utama. Sekarang kamar yang dindingnya terbuat dari kayu itu terlihat begitu romantis dengan cahaya lampu tidur berwarna kuning. Debur ombak masih terdengar jauh di sana.

Di kamar Dani segera merebahkan tubuh Venny. Dengan cepat mereka kemudian tenggelam dalam pagutan-pagutan yang panas. Bibir mereka bertemu, lidah mereka bertautan. Tak ada suara lain di dalam kamar selain suara-suara tertahan dan nafas yang memburu.
Dani adalah pencium yang baik, Venny tahu itu. Sudah bertahun-tahun dia selalu mabuk pada ciuman lelakinya. Dani juga tahu bagaimana membuat Venny tidak berdaya. 
Ciumannya bergeser, tidak hanya di bibir tapi mulai ke arah dagu, pangkal kuping dan leher. Venny melenguh, kepalanya mendongak dan nafasnya memburu.

Sambil mendaratkan ciuman, tangan Dani tidak tinggal diam. Tangannya turun ke arah dada Venny, meraba payudara Venny yang sebelah kanan. Tidak lama, karena kemudian tangannya turun ke arah paha dan mulai mengelus pangkal pahanya. Awalnya dari luar, tapi kemudian disibakkannya gaun Venny bagian bawah sehingga sekarang dia leluasa membelai paha dalam Venny yang putih mulus. Sesekali mereka masih terus bertukar ciuman. Kamar itu semakin panas dan membara oleh asmara dan nafsu.

Ciuman dan rabaan itu seperti sebuah gerbang menuju jalan panjang yang akan berujung pada surga dunia. Mereka sudah melewati gerbang itu. Sekarang dengan tergesa-gesa Dani mengangkat gaun Venny dan meloloskannya lewat kepala. Venny membantunya. Ketika Venny tinggal mengenakan BH dan celana dalam, Dani berdiri dari ranjang. Dengan cepat dilepaskannya kaos oblong dari tubuh bagian atasnya, celana pendeknya kemudian menyusul. Mereka berdua tinggal mengenakan benang terakhir untuk menutupi tubuh.

Dani berhenti sejenak memandangi tubuh wanita yang sudah resmi menjadi istrinya. Entah sudah berapa kali dia melihat tubuh telanjang Venny, tapi malam ini rasanya berbeda. Wanita itu sudah resmi menjadi wanita yang akan mendampinginya hingga tua nanti. Malam itu Dani memandang tubuh indah Venny dengan bumbu cinta. semua terasa syahdu.
Venny menatap Dani, matanya agak sayu karena nafsu yang makin meraja. Hanya sebentar karena kemudian mereka kembali larut dalam ciuman panas dan menggairahkan. Kamar yang didinginkan dengan AC itu masih saja terasa panas.

Dani begitu bersemangat, ciumannya turun dari leher ke dada Venny. Tangannya meraba dengan lembut dada Venny yang tak seberapa besar tapi kenyal itu. Masih ada BH yang jadi perantara tangan dan dada Venny. Tapi itu cuma sebentar. Dengan cekatan Dani sudah melepas BH biru muda yang melekat di dada istrinya. Dengan penuh semangat dia menghujani dada Venny dengan ciuman. Semangat tapi tetap lembut. Dengan penuh perasaan dimainkannya puting Venny yang berwarna merah jambu. Lidah Dani bermain di dada kiri, sementara tangannya memainkan dada kanan. Begitu lembut dan penuh perasaan.
Venny menggelinjang. Tubuhnya serasa dialiri ratusan watt listrik, membuatnya tak bisa diam. Kepalanya menengadah dengan mata yang terpejam. Sama sekali tidak ingin dilewatkannya setiap detik yang begitu menggairahkan. Perlahan cairan hangat membasahi tubuh bagian bawahnya. Tangannya hanya bisa meremas dan mengusap tubuh Dani yang bisa diraihnya.

Dani masih tetap memegang kendali permainan. Perlahan dia turun ke perut Venny, menciumi pusarnya. Memberikan sensasi geli yang tak tertahankan. Venny makin keras mendesah, vaginanya makin basah. Dani tahu, dengan cekatan dia melepas celana dalam yang dipakai Venny. Dalam sekejap Venny sudah telanjang sempurna. Kecantikannya merebak ke seluruh ruangan. Dani menahan nafas, dia berusaha tidak terlalu terbawa nafsu.

Dengan lembut Dani menjatuhkan ciuman ke lutut kanan Venny, pelan dan sangat menikmati. Dengan sungguh-sungguh dia menggeser bibirnya naik ke paha, kadang ciumannya diselingin dengan jilatan dan isapan lembut. Venny hanya bisa menggelinjang dan mendesah sambil terus menutup matanya. Getaran-getaran kenikmatan terus memenuhi tubuhnya, membuatnya tidak berdaya dan memutuskan untuk menikmatinya saja.
Sekarang Dani sudah ada di depan vagina Venny. Dimainkannya jarinya untuk mengelus vagina indah milik Venny. Dani menekan klitoris Venny dengan telunjuknya, efeknya luar biasa. Venny langsung menggelinjang.

“ Acckhh…sayanggg..” Desahan keluar dari mulutnya.

Desahan Venny ibarat sebuah tanda bagi Dani. Semangatnya meninggi. Dengan cepat didekatkannya bibirnya ke arah vagina merah muda itu. Ciumannya membuat Venny makin menggila, apalagi kemudian Dani memainkan lidahnya di atas vagina Venny. Dengan penuh nafsu tapi masih terkontrol Dani menyapu semua permukaan vagina Venny dengan lidah dan bibir. Basah semuanya, bercampur antara liur dan cairan vagina. Dani makin menggila, dia selalu suka aroma vagina Venny yang terawat. Perlahan telunjuknya ikut masuk ke dalam lubang vagina Venny meski tidak sampai masuk semua.

“ Ahhh…Dani sayanggg…acckkkhh…” Venny seperti kesetanan, kepalanya terlempar ke kanan dan ke kiri. Matanya masih terpejam, meresapi setiap detik yang dilewatkan. Pantatnya terangkat, memberi tanda kepada Dani untuk meneruskan kegiatannya. Tangannya bahkan meremas kepala Dani, membuat rambutnya jadi berantakan.
Dani tidak peduli, dia masih terus bersemangat di bawah sana, menjelajahi setiap senti vagina Venny yang makin lama makin basah. Liurnya bercampur dengan cairan vagian Venny. Penisnyapun semakin tegang, tapi dia tidak terburu-buru. Dia memegang penuh kendali permainan.

Tiba-tiba Venny menarik rambut Dani, seolah memberi tanda untuk berhenti. Dani berhenti, menatap wajah Venny yang kemerahan dengan mata yang sayu. Kemudian didaratkannya ciuman hangat di bibir Venny. Hanya sebentar.

“ Gantian sayang…” kata Venny. Dengan sedikit tenaga dia mendorong tubuh Dani, membuatnya tidur telentang. Dani menurut dan memperbaiki posisinya.

Venny yang tadi terlihat pasrah sekarang berubah ganas. Dia mengatur posisi di atas tubuh Dani, dengan penuh semangat dia menciumi dada suaminya, kadang diselingi dengan gigitan kecil. Dani diam menikmati, matanya terpejam dan mulutnya mendesah halus.
Venny makin bersemangat. Dia turun ke perut Dani, mempermainkan pusarnya dengan lidah. Venny juga tidak kalah cekatan dari Dani, tangannya menarik turun celana dalam Dani hingga benar-benar lepas dari badannya. Dengan cepat matanya tertuju pada penis Dani yang sudah berdiri sempurna.

Venny memandang nakal ke arah Dani, dia berubah. Bukan lagi wanita yang tadi hanya bisa pasrah tubuhnya dijelajahi tapi menjadi wanita yang penuh semangat dan siap menerkam pasangannya. Dani tahu arahnya ke mana, dengan susah payah dia mengatur nafas. Apalagi ketika Venny dengan lembut mulai memainkan penisnya dengan tangan.

Dani menutup mata dan mendesah ketika bibir ranum Venny jatuh di atas penisnya. Perlahan penis yang mengeras itu tenggelam dalam mulut Venny yang kecil. Dengan penuh perasaan sambil sesekali melirik nakal, Venny terus memainkan penis Dani dengan mulut dan lidahnya. Penis itu dihisap ke dalam mulutnya, dipermainkan seperti seorang anak kecil yang menikmati es krim.

Dani menggelinjang. Rasa nikmat menjalari semua syaraf yang ada di tubuhnya.
Venny makin bersemangat, hampir semua bagian penis Dani disapu dengan lidahnya. Sesekali dihisap dengan lembut dan kadang keras. Venny bahkan turun ke skrotum, menjilat dan menghisap kantung zakar Dani. Venny juga turun ke bagian antara penis dan anus Dani, menjilatinya dengan penuh perasaan.

Dani menggeram lembut.

Penisnya penuh dengan cairan pelumas, tanda kalau dia benar-benar terangsang. Venny malah semakin semangat. Cairan yang kental dan gurih itu dijilatinya hingga licin. Venny selalu ketagihan pada cairan penis Dani. Dan Dani tentu saja selalu ketagihan pada cara Venny menjilati penisnya.

Kamar itu makin panas. Aroma nafsu dan cinta memenuhi setiap sudut ruangan. Desahan yang bercampur dengan suara-suara erotis lainnya membuat suasana semakin panas. Cukup lama Venny bermain di penis Dani sebelum kemudian memutuskan untuk lanjut ke tahap berikutnya.

Venny mengatur posisi di atas Dani yang masih telentang. Kakinya berada di antara selangkangan Dani, vaginanya hanya beberapa senti di atas penis Dani yang berdiri tegak ke arah pusar. Mereka berciuman sebentar, Dani bisa merasakan cairan penisnya yang masih tertinggal di bibir Venny. Tangannya mengatur posisi penisnya hingga berada tepat di depan liang vagina Venny.

Perlahan-lahan Venny menurunkan tubuhnya, membuat penis Dani perlahan tertanam dalam vaginanya. Venny menutup mata, menggigit bibir ketika penis Dani tertelan vaginanya. Rasa nikmat menjalari tubuhnya, jauh lebih nikmat dari yang sebelumnya. Dani tetap mengatur nafas, tak mau terbawa nafsu. Dengan lembut tangannya meremas dua bukit kembar Venny yang menggantung bebas di depannya, dipermainkannya puting Venny yang sudah mengeras.

“ Acckkkhh…shhh..ahhhh” Venny mendesah nikmat. Tubuhnya bergerak naik turun, sesekali divariasikan dengan gaya maju-mundur dari pantatnya. Penis Dani terbenam seluruhnya, menyentuh semua yang ada di dalam liang vagina Venny. Sungguh nikmat tak tertahankan.
Venny makin bersemangat, mulutnya meracau tidak jelas. Butiran keringat membasahi tubuhnya. Dani meremas lembut payudara Venny, sesekali diangkatnya kepalanya agar bisa mencium lembut puting Venny. Venny makin bersemangat. Venny terus memainkan pantatnya, berayun-ayun, mencari puncak kenikmatan.

“ arghhhh…sayangggg…akkuu….acchhh…” Tiba-tiba tubuh Venny menghentak keras. Tangannya mencengkeram dada Dani. Dani tahu istrinya sudah sampai di puncak orgasmenya. Tubuh Venny mengejang, matanya terpejam dan nafasnya memburu. Itu berlangsung beberapa detik sebelum akhirnya dia jatuh ke dalam pelukan Dani. Dani memeluk wanita yang dicintainya itu, mendaratkan ciuman lembut di keningnya. Dia biarkan Venny menikmati sisa-sisa orgasmenya dulu. Penisnya masih tegang di dalam vagina Venny.

“ Sayang, makasih. It was so great” Venny menjatuhkan ciuman lembut ke bibir Dani. Dani tersenyum, dia bahagia. Dia merasa sudah menjadi lelaki sejati, sudah bisa membawa istrinya ke puncak kenikmatan.

“ ayo sayang, sekarang giliran kamu.”, tukas Venny sambil melepaskan diri dari tubuh Dani. Penis Dani masih tegang, basah oleh cairan vagina Venny yang membanjir. Dani berusaha bangkit mengatur posisi. Sekarang gilirannya.

Dani mengatur posisi Venny untuk menungging. Nafsunya sudah di ubun-ubun, dia sudah tidak tahan. Dani paling suka doggy, gaya itu selalu membuatnya bisa keluar dengan cepat. Tentu saja karena dia bebas menghujamkan penisnya sedalam-dalamnya, dan jepitan vagina Venny makin kerasa. Venny menurut saja, dia tak pernah menolak untuk memuaskan lelaki yang kini menjadi suaminya itu.

Venny menungging, pantat indahnya terpampang jelas di depan wajah Dani. Dani menelan ludah, dia tak pernah tahan melihat bongkahan indah milik Venny. Apalagi karena vaginanya terlihat jelas. Sebelum memasukkan penisnya, Dani mendaratkan ciuman lembut ke vagina Venny yang masih basah oleh cairan kewanitaannya. Venny menggelinjang. Geli, tapi bercampur nikmat.

Hanya sebentar karena kemudian Dani mengatur posisi untuk memasukkan penisnya. Perlahan tapi pasti dia mendorong pantatnya ke depan, membuat penisnya mulai masuk senti demi senti ke dalam vagina Venny yang merah merekah. Venny berteriak tertahan, penis Dani dengan cepat mengantarkan rasa nikmat ke seluruh syarafnya. Apalagi ketika dengan teratur Dani memainkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dalam vaginanya.

“ Ahhh..sayanggg, enakkkhh…” Venny mulai mendesah lagi. Dani hanya menggeram, penuh kenikmatan.

Dani makin semangat memompa penisnya, rasa hangat dari vagina Venny terasa sangat nikmat. Dia mulai menggila. Nafasnya memburu dan jantungnya berdegup kencang. Dani tahu dia tidak akan bisa bertahan lama, tapi dia membiarkan saja. Dia tak hendak menunda klimaksnya lebih lama lagi. Venny ikut terangsang, nafasnya juga memburu dan rasa nikmat kembali mendera tubuhnya. Dia tetap menungging sambil mendesah keenakan. Sodokan penis Dani yang kadang menyentuh ujung rahimnya sungguh nikmat.

“ Aacckhhh…sayangggg, aku mau keluarrr” Dani berteriak tertahan. Kepalanya menengadah, matanya terpejam.

“ Iyyaa sayanggg…aku jugaaa..” Venny rupanya juga sangat menikmati, dengan liar digoyangkannya pantatnya. Puncak orgasmenya juga makin dekat.

Beberapa detik berselang, dan kemudian Dani berteriak tertahan. Dia tak bisa menahan lebih lama lagi, beruntung karena Venny juga sudah sampai pada puncak orgasmenya. Bersamaan mereka berteriak tertahan. Dengan sedikit kasar Dani menghentakkan pantatnya, di dalam vagina Venny penisnya memuntahkan cairan kental yang hangat.

“ Arrrghhhhh….” Dani menghentak beberapa kali. Untuk beberapa detik dia merasa di awang-awang. Dia berputar dalam puncak kenikmatan.

Venny menjatuhkan tubuhnya, tengkurap di kasur. Untuk beberapa saat dia juga seperti melayang. Dani menimpa tubuhnya, kulit telanjang mereka bertemu. Dani menjatuhkan ciuman lembut di punggung Venny kemudian naik ke pangkal kuping. Dengan lembut dibisikkannya ucapan terima kasih. Venny tersenyum, meresapi cinta yang dikirim Dani lewat semua syaraf di tubuhnya.

“ Thank You dear, you are so great” Bisik Dani ke kuping Venny. Venny memutar tubuhnya menghadap ke Dani yang sekadang tidur terlentang. Merebahkan kepalanya ke dada Dani yang masih basah oleh keringat. Mereka berpelukan. Kulit mereka bersentuhan.

“ I love you” bisik Venny. Dani tidak membalas, sebuah ciuman lembut di keningnya adalah tanda kalau dia juga mencintainya. Mereka berpelukan melewati malam. Di luar sana debur ombak masih terdengar syahdu. Di atas sana bintang berkelip-kelip, seperti bergembira melihat pasangan yang baru saja memadu asmara itu.

[BB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar